Spontanitas Sikap
(Bagian terakhir dari lima tulisam)
بسم الله الرحمن الرحيم
Saat sedang melintas, kita mendapati seekor anak ayam yang sekarat di tengah jalan raya. Hati kita sedemian iba tapi kita terus melaju. Setelah berlalu beberapa kilo meter, barulah kita putuskan untuk berbalik arah kembali kepada si anak ayam dan meminggirkannya agar tidak semakin terlindas oleh kendaraan yang lewat.
Dari sinilah antara lain kita bisa mengukur seberapa bagus akhlak kita, dari seberapa cepat keputusan kita dalam suatu kebaikan. Semakin tinggi sikap spontanitas kita dalam memutuskan untuk berbuat baik, maka semakin baguslah akhlak kita.
Saat mendengar adzan, bagaimana spontanitas sikap kita, itu cerminan sangat jelas seberapa bagus akhlak kita kepa Allah ta'ala.
Puncak kebaikan manusia adalah pada kebaikan akhlaknya kepada Allah ta'ala, yakni dalam hal kecepatannya dalam memenuhi hak-hak Allah sebagai Tuhan seru sekalian alam.
Benar yang Rasul saw sabdakan bahwa akhlak yang baik merupakan setengah dari agama seseorang dan ia merupakan anugerah Allah tertinggi bagi manusia.
Ganjaran Allah ta'ala pun tidakmain-main bagi yang istiqomah berupaya memperbagus akhlaknya, yakni seperti yang telah Rasul saw sabdakan:
وَإِنْ كَانَ مَازِ حًا وَبِبَيتِ فِي أَغلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
"... Dan aku akn menjamin sebuah rumah di bagian teratas bagi orang yang membaguskan akhlaknya." (HSR. Abu Dawud).
Semoga dari hari ke hari amalan dan tingkah laku kita semakin tulus, tidak dibuat-buat, dan menjadi kebiasaan. Spontanitas kita terhadap kebaikan terus meningkat, sehingga kita layak mendapatkan jaminan Rasul saw berupa rumah di surga tingkatan paling atas. Amiin.
بارك الله فيكم ( 07/12)
___________________________________
Pencerahan bersama : Majlis. Yatim al-Firosy Indonesia. Pin BB: 7FBF74E3. Email/FB: harip6171@gmail.com.
(Bagian terakhir dari lima tulisam)
بسم الله الرحمن الرحيم
Saat sedang melintas, kita mendapati seekor anak ayam yang sekarat di tengah jalan raya. Hati kita sedemian iba tapi kita terus melaju. Setelah berlalu beberapa kilo meter, barulah kita putuskan untuk berbalik arah kembali kepada si anak ayam dan meminggirkannya agar tidak semakin terlindas oleh kendaraan yang lewat.
Dari sinilah antara lain kita bisa mengukur seberapa bagus akhlak kita, dari seberapa cepat keputusan kita dalam suatu kebaikan. Semakin tinggi sikap spontanitas kita dalam memutuskan untuk berbuat baik, maka semakin baguslah akhlak kita.
Saat mendengar adzan, bagaimana spontanitas sikap kita, itu cerminan sangat jelas seberapa bagus akhlak kita kepa Allah ta'ala.
Puncak kebaikan manusia adalah pada kebaikan akhlaknya kepada Allah ta'ala, yakni dalam hal kecepatannya dalam memenuhi hak-hak Allah sebagai Tuhan seru sekalian alam.
Benar yang Rasul saw sabdakan bahwa akhlak yang baik merupakan setengah dari agama seseorang dan ia merupakan anugerah Allah tertinggi bagi manusia.
Ganjaran Allah ta'ala pun tidakmain-main bagi yang istiqomah berupaya memperbagus akhlaknya, yakni seperti yang telah Rasul saw sabdakan:
وَإِنْ كَانَ مَازِ حًا وَبِبَيتِ فِي أَغلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
"... Dan aku akn menjamin sebuah rumah di bagian teratas bagi orang yang membaguskan akhlaknya." (HSR. Abu Dawud).
Semoga dari hari ke hari amalan dan tingkah laku kita semakin tulus, tidak dibuat-buat, dan menjadi kebiasaan. Spontanitas kita terhadap kebaikan terus meningkat, sehingga kita layak mendapatkan jaminan Rasul saw berupa rumah di surga tingkatan paling atas. Amiin.
بارك الله فيكم ( 07/12)
___________________________________
Pencerahan bersama : Majlis. Yatim al-Firosy Indonesia. Pin BB: 7FBF74E3. Email/FB: harip6171@gmail.com.
Sent from Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar