Berburu Kenyamanan
بسم الله الرحمن الرحيم
Pemilik beserta segenap pegawai suatu bank akan relatif merasa nyaman ketika di sekeliling kantor telah siaga banyak polisi maupun satpan yang selalu berjaga atas segala kemungkinan buruk.
Siapa orangnya yang tidak ingin merasakan kenyamanan dan kemerdekaan jiwa?
Terbebas dari segala ancaman serta bayang-bayang penguasaan dan tekanan orang lain, jauh dari rasa kikir, senantiasa optimis dan bersemangat dalam membuat kemanfaatan, mudah tumbuh rasa bersalah saat sedikit saja berbuat dosa, serta rasa puasnya adalah saat yakin telah berbuat kebajikan.
Inilah kenyamanan hidup yang secara naluri senantiasa manusia upayakan setiap saat dari hari ke hari. Hanya saja terdapat perbedaan sangat mencolok pada tataran prinsip dan tekhnis, untuk mencapai kenyamanan itu, antara mukmin dan yang bukan mukmin.
Seorang mukmin meyakini secara bulat bahwa hanya atas penjagaan Allah ta'ala sajalah kenyamanan hofup itu bisa tergapai.
Telah jelas rumusan dari Rasul saw :
«اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ..
Artonya; "Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah..." (Hadits hasan dari Ibnu Abbas ra, riwayat selain At-Tirmidzi).
Dijaga dan Dikenali Allah ta'ala adalah kenyamanan paripurna dunia akhirat.
Syaratnya adl kita menjaga dan mengenali Allah, yakni menjaga hak-hak Allah sebagai Tuhan dengan cara mentaati segala titah-Nya.
Sampai hari ini, seberapa murni kita mentauhidkan Allah. Bagaimana shalat kita, zakat, puasa, serta action kita atas keinginan umroh haji?
Selagi penjagaan dan pengenalan kita thd Allah masih belepotan, mk sedemikian juga kadar kenyamana yang bisa kita rasakan.
بارك الله فيكم (09/12)
_________________________________
Pencerahan bersama : Majlis. Yatim al-Firosy Indonesia. Pin BB: 7FBF74E3. Email/FB: harip6171@gmail.com.
بسم الله الرحمن الرحيم
Pemilik beserta segenap pegawai suatu bank akan relatif merasa nyaman ketika di sekeliling kantor telah siaga banyak polisi maupun satpan yang selalu berjaga atas segala kemungkinan buruk.
Siapa orangnya yang tidak ingin merasakan kenyamanan dan kemerdekaan jiwa?
Terbebas dari segala ancaman serta bayang-bayang penguasaan dan tekanan orang lain, jauh dari rasa kikir, senantiasa optimis dan bersemangat dalam membuat kemanfaatan, mudah tumbuh rasa bersalah saat sedikit saja berbuat dosa, serta rasa puasnya adalah saat yakin telah berbuat kebajikan.
Inilah kenyamanan hidup yang secara naluri senantiasa manusia upayakan setiap saat dari hari ke hari. Hanya saja terdapat perbedaan sangat mencolok pada tataran prinsip dan tekhnis, untuk mencapai kenyamanan itu, antara mukmin dan yang bukan mukmin.
Seorang mukmin meyakini secara bulat bahwa hanya atas penjagaan Allah ta'ala sajalah kenyamanan hofup itu bisa tergapai.
Telah jelas rumusan dari Rasul saw :
«اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّ ةِ..
Artonya; "Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah..." (Hadits hasan dari Ibnu Abbas ra, riwayat selain At-Tirmidzi).
Dijaga dan Dikenali Allah ta'ala adalah kenyamanan paripurna dunia akhirat.
Syaratnya adl kita menjaga dan mengenali Allah, yakni menjaga hak-hak Allah sebagai Tuhan dengan cara mentaati segala titah-Nya.
Sampai hari ini, seberapa murni kita mentauhidkan Allah. Bagaimana shalat kita, zakat, puasa, serta action kita atas keinginan umroh haji?
Selagi penjagaan dan pengenalan kita thd Allah masih belepotan, mk sedemikian juga kadar kenyamana yang bisa kita rasakan.
بارك الله فيكم (09/12)
_________________________________
Pencerahan bersama : Majlis. Yatim al-Firosy Indonesia. Pin BB: 7FBF74E3. Email/FB: harip6171@gmail.com.
Sent from Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar