Bismillaahir-Rohmaanir-Rohiim
"Rezki dan Usaha"
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berjanji menjamin rezki sekalian manusia.
Maka melalaikan ketaatan padaNya karena mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.
Tugas kita bukan mengkhawatirkan rezki atau bermuluk cita memilikinya....
melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana"...."Untuk Apa" & "Bagaimana" atas tiap karuniaNya.
Betapa banyak orang bercita menggenggam dunia.... dia alpa bahwa hakikat rezki bukanlah yang tertulis dalam angka .... tapi apa yang berguna baginya.
Betapa banyak orang bekerja membanting tulang... memeras keringat... demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya.
Maka amat keliru jika bekerja dimaknai menyandarkan rezki pada perbuatan kita.
Bekerja itu bagian dari ibadah.....Sedang rezki itu urusanNya
Kita bekerja untuk bersyukur... menegakkan taat dan berbagi manfaat.
Tapi rezki tak selalu terletak di pekerjaan kita.... Allah taruh sekehendakNya.
Bukankah Hajar berlari 7x bolak-balik dari Shafa ke Marwa; tapi Zam-zam justru terbit di kaki bayinya?
Ikhtiar itu perbuatan....Rezki itu kejutan
Ia kejutan untuk disyukuri hamba bertaqwa... datang dari arah tak terduga.
Tugasnya cuma menempuh jalan halal...Allah lah yang melimpahkan karunia
Sekali lagi.... yang terpenting di tiap kali kita meminta dan Allah memberi karunia... jaga sikap saat menjemputnya dan jawab persoalanNya, "Buat apa?" dan "Bagaimana?"
Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia... lupa bahwa semua hanya "hak pakai"....
yang halalnya akan dihisab dan haramnya akan diadzab
Banyak yang mencampakkan keikhlasan amal demi tambahan harta....plus dibumbui kata untuk bantu sesama...lupa bahwa ibadah apapun semata atas pertolonganNya.
Dengan itu kita mohon "Ihdinash Shirathal Mustaqim"...petunjuk ke jalan orang yg diberi nikmat ikhlas di dunia & nikmat ridhaNya di akhirat
Maka segala puji bagi Allah... hanya dengan nikmatNya-lah menjadi sempurna semua
kebajikan
Renungan jelang tidur ------
"Rezki dan Usaha"
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berjanji menjamin rezki sekalian manusia.
Maka melalaikan ketaatan padaNya karena mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.
Tugas kita bukan mengkhawatirkan rezki atau bermuluk cita memilikinya....
melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana"...."Untuk Apa" & "Bagaimana" atas tiap karuniaNya.
Betapa banyak orang bercita menggenggam dunia.... dia alpa bahwa hakikat rezki bukanlah yang tertulis dalam angka .... tapi apa yang berguna baginya.
Betapa banyak orang bekerja membanting tulang... memeras keringat... demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya.
Maka amat keliru jika bekerja dimaknai menyandarkan rezki pada perbuatan kita.
Bekerja itu bagian dari ibadah.....Sedang rezki itu urusanNya
Kita bekerja untuk bersyukur... menegakkan taat dan berbagi manfaat.
Tapi rezki tak selalu terletak di pekerjaan kita.... Allah taruh sekehendakNya.
Bukankah Hajar berlari 7x bolak-balik dari Shafa ke Marwa; tapi Zam-zam justru terbit di kaki bayinya?
Ikhtiar itu perbuatan....Rezki itu kejutan
Ia kejutan untuk disyukuri hamba bertaqwa... datang dari arah tak terduga.
Tugasnya cuma menempuh jalan halal...Allah lah yang melimpahkan karunia
Sekali lagi.... yang terpenting di tiap kali kita meminta dan Allah memberi karunia... jaga sikap saat menjemputnya dan jawab persoalanNya, "Buat apa?" dan "Bagaimana?"
Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia... lupa bahwa semua hanya "hak pakai"....
yang halalnya akan dihisab dan haramnya akan diadzab
Banyak yang mencampakkan keikhlasan amal demi tambahan harta....plus dibumbui kata untuk bantu sesama...lupa bahwa ibadah apapun semata atas pertolonganNya.
Dengan itu kita mohon "Ihdinash Shirathal Mustaqim"...petunjuk ke jalan orang yg diberi nikmat ikhlas di dunia & nikmat ridhaNya di akhirat
Maka segala puji bagi Allah... hanya dengan nikmatNya-lah menjadi sempurna semua
kebajikan
Renungan jelang tidur ------
Sent from Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar