Argumentasi SD
Bulan Ramadan 2 tahun lalu masjid Al-Hikmah di New York, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, menyediakan buka puasa bagi warga Muslim. Tidak jarang warga non Muslim juga ikut hadir dan berbaur dengan masyarakat Muslim menikmati makanan2 ala Indonesia. Sore itu, salah seorang yang datang adalah seorang mahsiswi NYU jurusan anthology. Dari wakahnya saya tahu kalau dia adalah keturunan India.
Sebelum berbuka saya biasanya menyampaikan ceramah agama dan tanya jawab. Rupanya mahasiswi tersebut ikut berbaur dengan warga, dan karenanya ceramah saya gado-gadokan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Di saat sesi tanya jawab itulah dia kemudian meminta agar setelah pengajian dia bisa berdialog khusus dengan saya.
Singkat cerita setelah berbuka puasa kami berdua duduk di sudut masjid, tentunya juga dihadiri okeh beberapa mahasiswi lainnya melakukan dialog yang cukup intens.
Where we gonna start? Aku memulai. "I have read a lot Islam. And I have a lot Muslim friends. But I have just one question for you" katanya memulai.
Seraya memperbaiki duduk, saya mencoba konsentrasi. Dalam perkiraan saya pasti dia punya pertanyaan yang pelik. Maklum mahasiswa Ph.D NYU dan nampaknya sangat pintar. "What is the question is?" Tanyaku.
Please tell me what really makes Islam a unique religion? Tanyanya. "What do you mean?" Tanyaku minta elaborasi. "Kalau Islam itu kamu yakini sebagai agama kebenaran, bahkan hanya Islamlah sebagai agama yang benar (true religion), beritahukan satu saja keunikannya dari agama2 lain".
Saya mencoba melihat wajah wanita sekitar 29 tahun itu. Nampak muda dan memancarkan wajah keikhlasan. Dalam bertanya pun terasa ketulusan. Sehingga saya merasa yakin bahwa apa yang dia inginkan memang datang dari hatinya. "I believe the most important uniqueness of Islam is the belief in the oneness of God" kataku singkat.
Dia tersenyum sekali lagi sambil berkata: "But we Hindus believe so". "Saya menjawab senyumannya dengan mengatakan setengah heran: "really?". "Yes, we do believe that there is only One Supreme Being, the creator".
"But why do you worship many subjects or idols?" Tanyanku. Dia kembali tersenyum dan menjawab: "No we dont. Those idols are believed only as the representations of many aspects of God"...
Means? Tanyaku. "Those idols help us to be closer to our God". "Ooh...understood" jawabku. But here where I am proud to tell you that Islam is unique".
Let me ask you this question. "As an American do you want to meet with your president?" Dia segera menjawab: Of course!
Do you like to.meet directly of through his assistant only? "Directly" jawabnya singkat..
Saya kemudian menjawab serius. Bahwa dalam Islam semua individu manusia memiliki hak yang sama dan peluang yang sama, bahkan pintu terbuka untuk ketemu dengan DIA yang maha dalam hal. Dalam proses itu, kita diharuskan untuk langsung bertemu dan menyampaikan uneg-uneg kita. Tidak perlu dan bahkan tidak boleh melalui perantara karena itu pelanggaran dan dosa...
Dia diam, kadang tersenyum lalu berkata: "it makes sense". So? Tanya saya. Dia kemudian merubah posisi duduknya, tersenyum dan mengatakan: But how to be a Muslim?.
"Ooh that is easy. But do you believe that Islam really makes sense to you?. Yes..jawabnya. "Follow me"
"Ash-hadu an laa ilaaha illallah wa ash-hadu anna muhammafan Rasulullah:...diikuti gema takbir oleh sebagian mahaiswa yang hadir.
Allahu akbar wal hamdulillah!
---
lagi, copas dr ustad Shamsi Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar