Kamu Miskin?
بسم الله الرحمن الرحيم
Ramai terdengar di banyak tempat ada salah sasaran dlm penyaluran dana kompensasi BBM, antara lain gara2 salah merumuskan arti miskin.
Peminta2 di lampu merah, di dpn pintu gerbang masjid2 agung terutama hari jumat, yg mendatangi rumah2 dan semacamnya, ternyata scr syar'i bukan yg terkategori miskin.
Lantas siapakah si miskin itu? Penting kita ketahui rumusan syar'inya unt meminimalisir kerancuan penetapan skala perioritas dlm mengulurkan santunan.
Dari Abu Hurairah ra, RasuluLlah saw bersabda: Orang miskin bukanlah orang yang pergi meminta-minta, lalu orang memberinya 1 atau dua butir kurma, 1 atau 2 suap makanan, akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya barang untuk mencukupi kebutuhannya dan tidak ada orang yang perhatian kepadanya lalu memberinya shadaqah, dan ia pun tidak pergi meminta-minta. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi yg paling utama kita kasihi dn santuni adl yg memenuhi syarat sbg si miskin berdasarkan kriteria dari Nabi saw dlm hadits tsb, yaitu:
- Punya upaya bekerja mencari nafkah tapi penghasilannya tidak cukup unt makan sehari2.
- Yang bersangkutan berusaha tidak menampakkan kesulitan ekonominya itu kepada
orang lain.
- Yg bersangkutan tdk merendahkan diri dg meminta2 belas kasihan kepada manusia.
Pada si miskin yg demikian inilah peluang emas kita ada. Sungguh bukanlah mrk yg membutuhkan kita, tapi kitalah yg sgt butuh mrk unt memperoleh kecintaan Allah dn RasulNya. Bukan mereka yg seharusnya membungkuk mrendahkan diri kpd kita, tp kitalah yg seharusnya tawadlu' dn santun kpd mereka, demi agr Allah memuliakn kita di dunia dn akhirat.
Adapun terhadap "si miskin" yg tdk memenuhi kriteria syar'i tidaklah mengikat kita unt menyantuni. Jadi monggo sj, suka2, tapi tetap tdk perlu menghardik mrk.
Semoga kita terjauhkan dr mentalitas "miskin" yg selalu merasa kurang hingga membabi buta berupaya numpuk harta dg sgl cara dn sgt eman bersedekah. Na'udzubiLlah. Aamiin.
بارك الله فيكم (MTF)
بسم الله الرحمن الرحيم
Ramai terdengar di banyak tempat ada salah sasaran dlm penyaluran dana kompensasi BBM, antara lain gara2 salah merumuskan arti miskin.
Peminta2 di lampu merah, di dpn pintu gerbang masjid2 agung terutama hari jumat, yg mendatangi rumah2 dan semacamnya, ternyata scr syar'i bukan yg terkategori miskin.
Lantas siapakah si miskin itu? Penting kita ketahui rumusan syar'inya unt meminimalisir kerancuan penetapan skala perioritas dlm mengulurkan santunan.
Dari Abu Hurairah ra, RasuluLlah saw bersabda: Orang miskin bukanlah orang yang pergi meminta-minta, lalu orang memberinya 1 atau dua butir kurma, 1 atau 2 suap makanan, akan tetapi miskin adalah orang yang tidak punya barang untuk mencukupi kebutuhannya dan tidak ada orang yang perhatian kepadanya lalu memberinya shadaqah, dan ia pun tidak pergi meminta-minta. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi yg paling utama kita kasihi dn santuni adl yg memenuhi syarat sbg si miskin berdasarkan kriteria dari Nabi saw dlm hadits tsb, yaitu:
- Punya upaya bekerja mencari nafkah tapi penghasilannya tidak cukup unt makan sehari2.
- Yang bersangkutan berusaha tidak menampakkan kesulitan ekonominya itu kepada
orang lain.
- Yg bersangkutan tdk merendahkan diri dg meminta2 belas kasihan kepada manusia.
Pada si miskin yg demikian inilah peluang emas kita ada. Sungguh bukanlah mrk yg membutuhkan kita, tapi kitalah yg sgt butuh mrk unt memperoleh kecintaan Allah dn RasulNya. Bukan mereka yg seharusnya membungkuk mrendahkan diri kpd kita, tp kitalah yg seharusnya tawadlu' dn santun kpd mereka, demi agr Allah memuliakn kita di dunia dn akhirat.
Adapun terhadap "si miskin" yg tdk memenuhi kriteria syar'i tidaklah mengikat kita unt menyantuni. Jadi monggo sj, suka2, tapi tetap tdk perlu menghardik mrk.
Semoga kita terjauhkan dr mentalitas "miskin" yg selalu merasa kurang hingga membabi buta berupaya numpuk harta dg sgl cara dn sgt eman bersedekah. Na'udzubiLlah. Aamiin.
بارك الله فيكم (MTF)
#DakwahIslam
Sent from Samsung Mobile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar