💌 KEMBALI KE MASJID
Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah saat memasuki kota Madinah adalah menentukan tempat dimana masjidnya akan dibangun.
Beliau seolah memberi isyarat bahwa peradaban yang besar haruslah di mulai dari masjid. Setelah masjid nabawi dibangun, maka seluruh kegiatan dakwah, diskusi tentang problem masyarakat dan keummatan, hingga putusan peradilan dipusatkan di masjid.
Di masjid, para sahabat belajar tentang terjemahan islam yang kongkrit dari sosok rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Di masjid, para sahabat belajar bagaimana memperbaiki kesalahan elemen tertinggi dalam struktur pemerintahan.
Di masjid, para sahabat belajar tentang kesatuan yang kokoh melalui lurusnya shaf pada sholat berjamaah.
Dan masih banyak lagi materi tarbiyah yang diajarkan oleh rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- di dalam bangunan sederhana yang berlantaikan pasir dan beratapkan daun kurma.
Dari fragmen diatas, saya rasa kita sudah bisa menarik kesimpulan dimana sebenarnya letak kelemahan kita saat ini.
Iya, kita begitu jauh dari masjid.
Selain pada sholat jumat dan sholat Ied, keramaian masjid selalu identik dengan peringatan maulid nabi, isra' mi'raj, satu al-muharram dan serangkaian acara ceremonial lainnya yang tak pernah dilakukan oleh generasi pertama islam.
Iya, masjid hanya akan terlihat ramai pada saat acara-acara ceremonial tersebut diselenggarakan atau saat ada kunjungan pejabat, namun kembali sepi saat sholat berjamaah dan pengajian umum.
Bila kita belum mampu menyatukan kaum muslimin dalam sholat berjamaah, maka jangan pernah berharapa bahwa kita dapat menyatukan hati mereka dalam urusan lainnya.
Oleh karena itu, satukan ummat terlebih dahulu didalam masjid, bangun kecintaan mereka terhadap masjid, ajak seluruh orang-orang terdekat kita untuk memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah dan pengajian agama.
#Semangat pagi
#Jgn lupa sedekah pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar